Energi Laut merupakan altrnatif energi terbarukan termasuk sumberdaya non-hayati yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Selain menjadi sumber pangan, laut juga mengandung beraneka sumberdaya energi yang keberadaannya semakin signifikan manakala energi yang bersumber dari bahan bakar fosil semakin menipis. Laut sebagai ‘Last Frontier’ di bumi memang menjadi tujuan akhir menjawab tantangan kekurangan energi. Diperkirakan potensi laut mampu memenuhi empat kali kebutuhan listrik dunia sehingga tidak mengherankan berbagai negara maju telah berlomba memanfaatkan energi ini. Secara umum, lautan dapat memproduksi dua tipe energi yaitu energi dari kandungan air laut, perbedaan suhu dan salinitas (termodinamika) serta energi gelombang dan arus (mekanik/kinetika). Indonesia yang terletak di garis katulistiwa, hampir sepanjang tahun mendapat sinar matahari sekaligus memiliki lautan luas serta garis lingkar pantai yang panjang. Artinya kita memiliki sumber energi potensial yang sangat besar dan tidak ada habisnya. Dengan kondisi alam ini sudah semestinya kita tidak perlu khawatir akan kehabisan sumber energi. Persoalannya tinggal bagaimana kualitas manusia (SDM) didalamnya memanfaatkan dan mengelola potensi ini.
Lautan yang meliputi bumi kita adalah lebih dari 70 persen, menjadikannnya wadah terbesar penyerap panas. Panas matahari menghangatkan bagian permukaan laut dibanding bagian dalamnya, dan perbedaan suhu inilah yang dapat dikonversi untuk menghasilkan energi. Tanda bahwa air laut mengandung arus listrik adalah adanya unsur Natrium Chlorida (NaCl) yang tinggi dan oleh H2O diuraikan menjadi Na+ dan Cl-.
Salah satu contoh pemanfaatan air laut yang cukup unik dilakukan oleh Sastroamidjojo, Ph.D. Beliau mengalirkan 2 liter air laut Parangtritis ke rangkaian anoda dan katoda yang berupa grafit dan seng. Hasilnya? Percobaannya tersebut mampu menghasilkan listrik bertegangan 1,6 volt. Kemudian, ia memperbesar volume air yang digunakan menjadi 400 liter dan menggunakannya sebagai pengganti asam sulfat dalam aki 12 volt. Ternyata, listrik yang dihasilkan mampu menyalakan lampu mobil lebih terang daripada aki mobil konvensional!
Bagaimana caranya air laut kog dapat menghantarkan arus listrik?
Air laut juga merupakan sebuah larutan elektrolit dengan zat terlarut terbesar berupa NaCl (garam dapur). Garam NaCl ini di dalam air terurai menjadi ion Na+ dan Cl-. dengan Adanya ion tersebut menyebabkan air laut yang mampu menghantarkan arus listrik.
Pada prinsipnya, air laut yang mengandung garam masuk ke dalam baterai (tabung aki), sehingga muncul reaksi yang menimbulkan tegangan. Besarnya arus dan tegangan yang dihasilkan tergantung dari kapasitas baterai atau aki. Semakin banyak aki yang digunakan dan tekanan air laut semakin besar, maka arus atau tegangan yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Dengan demikian, apabila percobaan dilakukan di pantai, maka energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar. Dengan kata lain, lautan merupakan baterai laut raksasa.
Pemanfaatan energi dari lautan memberi harapan bagi kepentingan konservasi energi dan ekologi mengingat populasi manusia yang bertambah secara eksponensial. Masyarakat perlu listrik, ketersediaan udara dan air yang bersih serta tanah yang berproduktifitas. Bagaimanapun, membangun pembangkit listrik dengan bahan bakar minyak, harga jual listriknya tetap akan mahal. baca juga mainan bertenaga air garam Berbeda bila pembangkitnya menggunakan tenaga air laut, harga jual listrik relatif akan sama atau menjadi murah dan yang jelas pasti ‘berkelanjutan’. Pihak yang dipercayakan untuk membangun dipersilakan saja pilih pulau mana yang cocok dikembangkan, karena Indonesia memiliki ribuan pulau.
Energi lewat pembangkit listik tenaga laut juga memiliki hambatan dan tantangan secara ekologi terutama ekonomi, fisikawan24 namun justru lebih bersih dari kemungkinan pencemaran dan dampak lingkungan lainnya. sobat Kemampuan dan perkembangan teknologi sekarang ini memungkinkan untuk diterapkan dan dimanfaatkan. Bahkan, jika dibandingkan dengan tenaga angin maupun tenaga matahari, hingga kini, kedua sistem tersebut masih memiliki peluang merusak alam. Apalagi jika pembangkit masih terkait dengan tenaga yang diambil dari nuklir maupun minyak bumi, bahan pemicu peningkatan panas bumi.
apa saja kah Hambatan secara ekologi akibat pembangkit listrik dari teknologi termodinamika dan mekanika laut ini dapat diatasi dengan pemilihan lokasi instalasi yang tepat disertai retype model alat instalasi. tantangan ekonomi hanya terletak pada mahalnya biaya pembangunan dalam skala besar, sebenarnya setelah beroperasi persoalan tinggal bagaimana mereduksi biaya dari proses ekstraksinya. Para ahli dunia memprediksikan biaya untuk pembangkit listrik laut akan menurun seiring dengan berkembangnya teknologi dan akan segera mendapatkan keuntungan pasar. Sekali dibangun, instalasi energi listrik laut akan memiliki biaya operasi dan perawatan yang rendah karena bahan baku utama yang digunakan bukan bahan bakar fosil namun air laut dan ini tersedia gratis selama bumi masih ada.
yang hidup di tepi pante dah nggak butuh pln lagi nih ke depan bisa bikin listrik sendiri.
ReplyDeletehehe iya gan klo ada peralatannya :D
ReplyDelete